Selasa, 25 Juli 2017

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I SISTEM PENCERNAAN
PADA PASIEN NY “J” DENGAN DIAGNOSA GASTRITIS
DI RUANGAN BAJI KAMASE RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

  









Oleh :
IQRAENI ALFIRDA ABBAS
PO.71.4.201.15.1.019
II.A / IV


       




POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN
2017/2018


LAPORAN PENDAHULUAN

A.      PENGERTIAN GASTRITIS
Gastritis adalah inflamasi yang terjadi pada mukosa lambung ditandai dengan adanya radang pada daerah tersebut yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan asam lambung (seperti makanan yang asam atau pedas) atau bisa disebabkan oleh kebiasaan merokok dan minum alkohol. Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu gastritis akut dan gastritis kronik. Gastritis akut adalah kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil. Sedangkan gastritis kronik merupakan suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun, yang disebabkan oleh ulkus dan berhubungan dengan Helicobacter pylori. (Mansjoer, 2001).

B.       ETIOLOGI
Menurut Mansjoer, 2001 penyebab gastritis adalah :
1.      Gastritis Akut
a.       Penggunaan obat-obatan 
Penggunaan obat-obatan seperti aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung.
b.      Alkohol
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal.
c.       Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakar
d.      Stress
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan perdarahan pada lambung.
2.      Gastritis Kronik
Pada gastritis kronik penyebab tidak jelas, tetapi berhubungan dengan Helicobacter pylori, apalagi ditemukan ulkus pada pemeriksaan penunjang.
Sedangkan menurut Brunner & Suddarth, 2001 penyebab gastritis adalah :
1.        Gastritis Akut
Gastritis akut sering disebabkan akibat diet yang tidak benar. Penyebab lain dari gastritis akut mencakup alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.

2.        Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylori.

C.      PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya gastritis yaitu awalanya karena obat-obatan, alkohol, empedu atau enzim-enzim pankreas dapat merusak mukosa lambung (gastritis erosif), mengganggu pertahanan mukosa lambung dan memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini menimbulkan peradangan. Respon mukosa lambung terhadap kebanyakan penyebab iritasi tersebut adalah dengan regenerasi mukosa, karena itu gangguan-gangguan tersebut seringkali menghilang dengan sendirinya. Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi perdarahan. Masuknya zat-zat seperti asam dan basa kuat yang bersifat korosif dapat mengakibatkan peradangan dan nekrosis pada dinding lambung (gastritis korosif). Nekrosis dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dengan akibat berikutnya perdarahan dan peritonitis.

D.      MANIFESTASI KLINIS
Menurut Mansjoer, 2001 tanda dan gejala pada gastritis adalah :
a.       Gastritis akut
1)      Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada mukosa lambung.
2)      Mual, kembung, muntah merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi mukosa lambung sehinggs terjadi peningkatan asam lambung yang mengakibatkan mual hingga muntah.
3)      Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.
b.      Gastritis kronis
Pada pasien gastritis kronis umumnya tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.

E.       KOMPLIKASI
Menurut Mansjoer, 2001 komplikasi yang terjadi dari gastritis adalah :
a.       Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.
1)      Perdarahan saluran cerna bagian atas yang berupa hematemesis dan melena. Kadang-kadang perdarahannya cukup banyak sehingga dapat menyebabkan syok hemoragik yang bisa mengakibatkan kematian.
2)      Terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat. Ulkus ini diperlihatkan hamper sama dengan perdarahan saluran cerna bagian atas. Namun pada tukak peptic penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter pylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Hal ini dapat ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi.
b.      Gastritis Kronis
Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama yang disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri H. Pylori.
1)      Atrofi lambung dapat menyebabkan gangguan penyerapan terhadap vitamin.
2)      Anemia Pernisiosa yang mempunyai antibody terhadap faktor intrinsik dalam serum atau cairan gasternya akibat gangguan penyerapan terhadap vitamin B12.
3)      Gangguan penyerapan zat besi.

F.       PENCEGAHAN
1)      Makan secara benar
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya.
2)      Hindari Alkohol
Penggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan mucosa lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
3)      Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap Gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung.
4)      Lakukan olah raga secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktivitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.
5)      Kendalikan stress
Stres meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stres juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat kecepatan pencernaan.


6)      Ganti obat penghilang nyeri
Jika memungkinkan ahindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung Acetaminophen.
7)      Ikuti rekomendasi dokter

G.      PEMERIKSAAN PENUNJANG
Bila pasien didiagnosis terkena Gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.   Pemeriksaan ini meliputi :
1)      Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. Pylori dalam darah. Hasil test yang positif menunjukan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa Anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat Gastritis.
2)      Pemeriksaan Pernafasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. Pylori atau tidak.
3)      Pemeriksaan Feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif mengindikasikan terjadi infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukan adanya perdarahan pada lambung.
4)      Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Dengan test ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dengan sinar-X. Test ini dilakukan dengan cara memesukan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk kedalam Esopagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani test ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsi) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa kelaboratorium untuk diperiksa. Test ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika selesai test ini, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat test ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
5)      Ronsen Saluran Cerna Bagian Atas
Test ini akan melihat adanya tanda-tanda Gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan Barium terlebih dahulu sebelum dilakukan Ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika dironsen.

E.       PENATALAKSANAAN
1.      Gastritis Akut
Menurut Brunner dan Suddarth, 2001 penatalaksanaan medis pada pasien gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alcohol dan makanan samapi gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Untuk menetralisir asam digunakan antacid umum. Dan bila korosi luas atau berat dihindari karena bahaya perforasi.
Sedangkan menurut Sjamsuhidajat, 2004 penatalaksanaannya jika terjadi perdarahan, tindakan pertama adalah tindakan konservatif berupa pembilasan air es disertai pemberian antacid dan antagonis reseptor H2. Pemberian obat yang berlanjut memerlukan tindakan bedah.
2.      Gastritis Kronik
Menurut Brunner dan Suddarth, 2001 penatalaksanaan medis pada pasien gastritis kronik diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istirahat, mengurangi stress dan memuli farmakoterapi. Helicobacter pylori dapat diatasi dengan antibiotic dan bismuth.
Sedangkan menurut Mansjoer, 2001 penatalaksanaan yang dilakukan pertama kali adalah jika tidak dapat dilakukan endoskopi caranya yaitu dengan mengatasi dan menghindari penyebab pada gastritis akut, kemudian diberikan pengobatan empiris berupa antacid. Tetapi jika endoskopi dapat dilakukan berikan terapi eradikasi.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A.      PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan yang meliputi aspek bio, psiko, sosio dan spiritual secara komprehensif. Maksud dari pengkajian adalah untuk mendapatkan informasi atau data tentang pasien. Data tersebut berasal dari pasien (data primer), dari keluarga (data sekunder) dan data dari catatan yang ada (data tersier). Pengkajian dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan melalui wawancara, observasi langsung, dan melihat catatan medis, adapun data yang diperlukan pada klien Gastritis adalah sebagai berikut :
1.      Data dasar
Adapun data dasar yang dikumpulkan meliputi :
a.       Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit dan diagnose medis.
b.      Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi perjalanan penyakitnya, awal dari gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul secara mendadak atau bertahap, factor pencetus, upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
c.       Riwayat kesehatan masa lalu
Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat kecelakaan, riwayat dirawat dirumah sakit dan riwayat pemakaian obat.
d.      Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi adakah keluarga yang mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi, jantung, DM, dan lain-lain.
e.       Riwayat psikososial
Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk mengatasi masalah dan bagaimana motivasi kesembuhan dan cara klien menerima keadaannya.
f.       Pola kebiasaan sehari-hari
Meliputi cairan, nutrisi, eliminasi, personal hygiene, istirahat tidur, aktivitas  dan latihan serta kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan.
2.      Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan menggunakan 4 teknik yaitu palpasi, inspeksi, auskultasi dan perkusi. Menurut Doengoes, 2000 adapun hasil pengkajiannya yaitu :
a.       Aktivitas/istirahat
Gejala : lemah, lemas, gangguan pola tidur dan istirahat, kram abdomen, nyeri ulu hati.
Tanda : nyeri ulu hati saat istirahat.
b.      Sirkulasi
Gejala : keringat dingin (menunjukkan status syok, nyeri akut, respon psikologik)
c.       Eliminasi
Gejala : bising usus hiperperaktif atau hipoaktif, abdomen teraba keras. Distensi perubahan pola BAB.
Tanda : feses encer atau bercampur darah (melena), bau busuk, konstipasi.
d.      Integritas ego
Gejala : stress (keuangan, hubungan kerja). Perasaan tidak berdaya.
Tanda : ansietas, misalnya : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit, gemetar.
e.       Makanan dan cairan
Gejala : anoreksia, mual dan muntah, nyeri ulu hati, kram pada abdomen, sendawa bau busa, penurunan berat badan.
Tanda : membrane mukosa kering, muntah berupa cairan yang berwarna kekuning-kuningan, distensi abdomen, kram pada abdomen.
f.       Neurosensori
Gejala : pusing, pandangan berkunang-kunang, kelemahan pada otot
Tanda : lethargi, disorientasi (mengantuk)
g.      Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri epigastrium kiri samping tengah atau ulu hati, nyeri yang digambarkan sampai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih.
Tanda : meringis, ekspresi wajah tegang.
h.      Pernafasan
Gejala : sedikit sesak
i.        Penyuluhan
Gejala : faktor makanan, pola makan yang tidak teratur, diet yang salah, gaya hidup yang salah.
3.      Pemeriksaan Diagnostik
Menurut priyanto, 2006 pemeriksaan diagnostik yang dianjurkan untuk pasien gastritis adalah:
a.       Pemeriksaan darah seperti Hb, Ht, Leukosit, Trombosit.
b.      Pemeriksaan endoskopi.
c.       Pemeriksaan hispatologi biopsy segmen lambung.

B.       DIAGNOSA KEPERAWATAN
Sebelum membuat diagnosa keperawatan maka data yang terkumpul diidentifikasi untuk menentukan masalah melalui analisa data, pengelompokkan data dan menentukan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan adalah keputusan atau kesimpulan yang terjadi akibat dari hasil pengkajian keperawatan.
Menurut Doengoes, 2000 diagnosa keperawatan pada klien dengan Gastritis adalah :
1.      Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang dan pengeluaran yang berlebihan.
2.      Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan mukosa lambung yang teriritasi.
3.      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
4.      Gangguan personal hygiene rambut, kulit kotor berhubungan dengan kelemahan fisik.
5.      Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya insersi IVFD yang menyebabkan masuknya mikroorganisme pathogen.
6.      Kurang pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.



C.      PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
NOC

NIC
RASIONAL
1
Gangguan keseimbangan cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang dan pengeluaran yang berlebihan
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam  diharapkan intake klien terpenuhi, ditandai dengan Kriteria Hasil :
a.       Intake terpenuhi
b.      TTV dalam batas normal (TD : 120/80 mmHg, N : 60-80 x/mnt, S : 36-370 C)
c.       Turgor kulit elastis
a.       Kaji turgor kulit





b.      Catat intake dan output cairan






c.       Pertahankan intake oral dan tingkatkan sesuai toleransi.


d.      Hindari cairan yang bersifat asam yang dapat meningkatkan asam lambung





e.       Observasi TTV



f.       Kolaborasi dalam pemberian antiemetic

a.       indikator dehidrasi atau hipovolemia, keadekuatan penggantian cairan
b.      mengganti cairan untuk masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan elektrolit
c.       mengurangi terjadinya dehidrasi



d.      makanan atau minuman yang dapat merangsang asam lambung dapat mengakibatkan mual dan muntah.
e.       indikator keadekuatan volume sirkulasi
f.       mengurangi mual dan muntah.

2
Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan mukosa lambung yang teriritasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah gangguan rasa nyaman : nyeri teratasi, ditandai dengan Kriteria Hasil :
a.       Rasa nyeri berkurang
b.      Keadaan klien tampak rileks
c.       Skala nyeri : 0
d.      TTV dalam batas normal (TD :120/80 mmHg, N :60-80 x/mnt, RR : 16-20 x/mnt,
S : 36-370 C)

a.       Catat lokasi, lama, intensitas nyeri




b.      Kompres hangat pada daerah nyeri
c.       Observasi TTV



d.      Berikan posisi yang nyaman

e.       Ajarkan teknik manajemen nyeri




f.       Kolaborasi dalam pemberian analgetik


a.       identifikasi karakteristik nyeri dan factor yang berhubungan untuk memilih intervensi
b.      meningkatkan relaksasi otot.

c.       indikator keadekuatan volume sirkulasi
d.      menurunkan rasa nyeri

e.       menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi rasa nyeri

f.       menghilangkan nyeri sedang sampai berat.
3
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi, ditandai dengan Kriteria Hasil :
a.       Nafsu makan bertambah
b.      Mual dan muntah berkurang
c.       Makan habis 1 porsi
d.      Berat badan bertambah secara bertahap

a.       Kaji faktor penyebab klien tidak nafsu makan
b.      Berikan makanan yang hangat dalam porsi sedikit tapi sering

c.       Hindari pemberian makanan yang dapat merangsang peningkatan asam lambung

d.      Hilangkan bau-bau yang menusuk dari lingkungan
e.       Tanyakan pada klien tentang makanan yang disukai atau tidak disukai.
f.       Kolaborasi dengan dokter ahli gizi
a.       menentukan intervensi selanjutnya

b.      dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makanan terlalu cepat

c.       mengurangi pemberian asam lambung yang dapat menyebabkan mual dan muntah.

d.      menurunkan stimulasi gejala mual dan muntah.
e.       menghilangkan mual



f.       Menentukan diit makanan yang tepat.
4
Gangguan personal hygiene rambut, kulit kotor berhubungan dengan kelemahan fisik.
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan personal hygiene klien terpenuhi, ditandai dengan kriteria hasil:
a.       Klien merasa segar
b.      Klien tampak tenang
c.       Kebutuhan sehari-hari terpenuhi
a.       Dorong perawatan diri

b.      Bantu pasien untuk merawat dirinya
c.       Kaji kemampuan pasien untuk memenuhi personal hygiene

d.      Libatkan keluarga dan klien saat memandikan
e.       Gunakan perlengkapan khusus sesuai kebuutuhan seperti handuk dan baju

a.       meningkatkan perasaan harga diri
b.      meringankan beban klien

c.       mengetahui tingkat kemampuan klien dalam memenuhi personal hygiene
d.      meningkatkan kerja sama dan perkembangan kemandirian
e.       meningkatkan kemampuan untuk memindahkan dan menurunkan aktivitas dengan aman.

5
Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya insersi IVFD yang menyebabkan masuknya mikroorganisme pathogen.
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tanda-tanda infeksi tidak ada, ditandai dengan Kriteria hasil :
a.       Tanda-tanda infeksi tidak terjadi.
b.       TTV dalam batas normal (TD : 120/80 mmHg, N : 60-80 x/mnt, RR : 16-20 x/mnt,
S : 36-370  C)
c.        Klien tampak tenang
a.       Berikan perawatan infus setiap hari

b.      Kaji tanda-tanda infeksi




c.       Kaji TTV


d.      Gunakan teknik aseptik

a.       mengurangi terjadinya phlebitis

b.      mencegah terjadinya komplikasi dari pemasangan infus.
c.       melihat keadaan umum klien
d.      teknik aseptik menurunkan resiko penyebaran bakteri dan kontaminasi silang.

6
Kurang pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan klien mengerti tentang penyakitnya, ditandai dengan
Kriteria hasil
a.       Klien mengerti tentang penyakitnya
b.      Pengetahuan klien bertambah

a.       Beri penkes tentang penyakitnya



b.      Berikan kesempatan pada klien untuk menanyakan hal yang ingin diketahui berhubungan dengan penyakit yang dideritanya.
c.       Berikan kesempatan pada klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang diberikan perawat
d.      Lakukan evaluasi

a.       membantu individu dan keluarga untuk menggunakan gaya hidup yang baik.
b.      memberikan pengetahuan dasar dimana klien dapat mengontrol masalah kesehatan.




c.       mengidentifikasi keberhasilan penkes.





d.      melihat apakah penkes berhasil atau tidak




D.      PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Menurut Doengoes, 2000 implementasi adalah tindakan pemberian keperawatan yang dilaksanakan untuk membantu mencapai tujuan pada rencana tindakan keperawatan yang telah disusun. Setiap tindakan keperawatan yang dilaksanakan dicatat dalam catatan keperawatan yaitu cara pendekatan pada klien efektif, teknik komunikasi terapeutik serta penjelasan untuk setiap tindakan yang diberikan kepada pasien
Dalam melakukan tindakan keperawatan menggunakan 3 tahap pendekatan, yaitu : independen, dependen, interdependen. Tindakan keperawatan secara independen  adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Interdependen adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu kegiatan dan memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi, dan dokter. Sedangkan dependen adalah tindakan yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis. Keterampilan yang harus dipunyai perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan yaitu kognitif, sikap dan psikomotor.
Dalam melakukan tindakan khususnya pada klien dengan gastritis yang harus diperhatikan adalah pola nutrisi, skala nyeri klien, serta melakukan pendidikan kesehatan pada klien

E.       EVALUASI KEPERAWATAN
Menurut Doengoes, 2000 evaluasi adalah tingkatan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Kemungkinan yang dapat terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah dapat diatasi, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi atau timbul masalah baru. Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses adalah evaluasi yang harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu keefektifitasan terhadap tindakan. Sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara keseluruhan sesuai dengan waktu yang ada pada tujuan. Adapun evaluasi dari diagnosa keperawatan gastritis secara teoritis adalah apakah rasa nyeri klien berkurang, apakah klien dapat mengkonsumsi makanan dengan baik, apakah terdapat tanda-tanda infeksi, apakah klien dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri, apakah klien mampu mengungkapkan pemahaman tentang penyakit gastritis.



DAFTAR PUSTAKA

Brunner, A. Suddart, 2005, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, ed 8 vol.3, EGC, Jakarta
Mansjoer, A, Suprohaita & Setyowulan, 1999, Kapita Selekta Kedokteran ed 3, Media Aesculapius, Jakarta
Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
Doengos, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar